Liputan6.com, Sumenep - Keterbatasan lahan pertanian di wilayah perkotaan rupanya tidak menyurutkan masyarakat Kelurahan Bangselok, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk bercocok tanam sayuran. Namun, caranya pun berbeda dengan pertanian ala petani pada umumnya yang biasa bercocok tanam di sawah.
Warga Bangselok memilih media tanam bukan tanah, melainkan air atau istilah terkenalnya adalah hidroponik.
Teknik tanam hidroponik merupakan cara tepat bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan yang memiliki luas lahan pertanian sangat minim, sehingga mereka hanya bisa memanfaatkan ruang terbuka di sekitar rumahnya untuk bercocok tanam.
Hasilnya, tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga bisa menambah penghasilan.
Kini masyarakat Kelurahan Bangselok mulai menggalakkan tanaman hidroponik. Cocok tanam tanpa tanah itu dinilai ramah lingkungan dan hasil produksinya akan lebih sehat, sebab proses tanam dari awal hingga panen, sama sekali tidak memakai bahan yang mengandung kimia.
"Bagi kami tidak ada istilah keterbatasan lahan untuk bercocok tanam. Keterbatasan itu menjadi penyemangat mengembangkan tanaman hidroponik yang nantinya menguntungkan bagi warga," kata Ponitas Sri Rejekiati, salah seorang warga Kelurahan Bangselok yang ikut menggalakkan metode hidroponik dalam bercocok tanam, Senin, 16 Desember 2019.
Sri menjelaskan, tanaman hidroponik sangat kaya manfaat. Selain menambah ruang hijau, tanaman yang dibudidaya tersebut juga bisa menjadi hiasan halaman rumah hingga dapat menahan panasnya terik sinar matahari saat berada dalam rumah.
Tanaman hidroponik dinilai akan sangat menguntungkan warga yang mengaplikasikannya. Seperti, ketika butuh sayur, mereka tidak perlu repot lagi membeli, hanya tinggal petik sayuran di halaman rumah.
"Tanaman hidropnik membuat kita tahu akan tanaman sehat. Makanya ini akan dikembangkan secara terus menerus,” ucap dia kepada Liputan6.com.